JALAN KEHIDUPAN
Mentari pagi mengibaskan sekimut malamnya
Burung - burung bersuling merdu
Rerumputan menari - nari
Seakan membawaku ke alam mimpi
Burung - burung bersuling merdu
Rerumputan menari - nari
Seakan membawaku ke alam mimpi
Lihatlah.....
Sosok manis penuh keanggunan
Menuju singgah sana padepokan
Mengais rizki yang halal
Yang telah digariskan tuhan
Sosok manis penuh keanggunan
Menuju singgah sana padepokan
Mengais rizki yang halal
Yang telah digariskan tuhan
Saudarku.....
Bangulah......, bangunlah dari tidurmu
Rasakan jari manisnya
Yang membelai dengan kasih - sayang
Bangulah......, bangunlah dari tidurmu
Rasakan jari manisnya
Yang membelai dengan kasih - sayang
Ia mengayun penuh kelembutan
Menyuap dengan nasihat kebenaran
Membimbing penuh kesetiaan
Memapah ke jalan yang lurus tanpa batas
Menyuap dengan nasihat kebenaran
Membimbing penuh kesetiaan
Memapah ke jalan yang lurus tanpa batas
Sadaraku....
Bangunlah......., bangunlah dari tidurmu
Tengoklah ia sekarang
Ia banting tulang demi kau saudaraku
Bangunlah......., bangunlah dari tidurmu
Tengoklah ia sekarang
Ia banting tulang demi kau saudaraku
Akhirnya engkau bangun
Tapi engkau masih liar
Belum sadar apa yang ia harapkan
Seperti harimau lapar
Tapi engkau masih liar
Belum sadar apa yang ia harapkan
Seperti harimau lapar
Tapi kau tak perlu sesal
Maju terus saudaraku...
Buatlah ia tersenyum
Bawalah ia menuju nirwana
Maju terus saudaraku...
Buatlah ia tersenyum
Bawalah ia menuju nirwana
Karena dalam benaknya
Engkau bagaikan permata
Tetesan kunci keadilan
Tuk membuka pintu kebahagian
Engkau bagaikan permata
Tetesan kunci keadilan
Tuk membuka pintu kebahagian
Karya: Mariedin
DIRI INI
Dikala senja tiba
Aku caci kau dengan kata liar
Dikala mentari diufuk timur
Aku lempar sejuta hinaan
Sungguh tercela diri ini
Diri yang tiada arti
Yang suka menyakiti
Diatas bumi pertiwi
Aku caci kau dengan kata liar
Dikala mentari diufuk timur
Aku lempar sejuta hinaan
Sungguh tercela diri ini
Diri yang tiada arti
Yang suka menyakiti
Diatas bumi pertiwi
Syukurlah hany mimpi
Bukan fakta bukan opini
Melainkan imajinasi
Yang di dalamnya takdir illahi
Bukan fakta bukan opini
Melainkan imajinasi
Yang di dalamnya takdir illahi
Aku termenung sesal
Dengan negeri yang brutal
Negeri yang penuh bual
Negeri penuh khayal
Negeri tangan kidal
Negeri yang pendek akal
Dengan gagasan sejengkal
Dengan negeri yang brutal
Negeri yang penuh bual
Negeri penuh khayal
Negeri tangan kidal
Negeri yang pendek akal
Dengan gagasan sejengkal
Negeri apa ini......
Negeri yang penuh rayuan dan godaan
Negeri yang arif budiman
Dibalik kover hitam
Negeri yang penuh rayuan dan godaan
Negeri yang arif budiman
Dibalik kover hitam
Tikus berdasi julukanmu
Rakyat jelata makanmu
Darah biru golonganmu
Kursi jabatan singgahanmu
Rakyat jelata makanmu
Darah biru golonganmu
Kursi jabatan singgahanmu
Lihatlah tingkah lakumu
Mencabik - cabik perekonomian
Mengguncang - guncangkan pendidikan
Melantarkan anak layangan
Yang singgah di kolong jembatan
Mencabik - cabik perekonomian
Mengguncang - guncangkan pendidikan
Melantarkan anak layangan
Yang singgah di kolong jembatan
Ragaku semakin cidera
Dengan mulut manis yang berbisa
Tangan panjang berujung dosa
Tingkah laku yang tiada guna
Dengan mulut manis yang berbisa
Tangan panjang berujung dosa
Tingkah laku yang tiada guna
Syukurlah hanya mimpi
Bukan jalan bukan - lari
Melainkan jejak kaki
Yang berisi curahan hati
Bukan jalan bukan - lari
Melainkan jejak kaki
Yang berisi curahan hati
Dibawah terik sang mentari
Kukibaskan topi dambaanku
Kucengkeram senjataku
Kupungut limbah emasku
Demi isteri anak dan cucu
Karya:Mariedin
0 komentar:
Posting Komentar