Alunan merdu di desaku
Kenteng, 14 februari 2016
Hai sobat apa kabarrr.....? Baik - baik saja bukan??? Semoga tetap dalam pelindunga yang maha kuasa. Sobat betapa mulianya kita ini. Masih diberi penglihatan dan pendengaran untuk menikmati dunia ini. Tentu kita bersyukur dan beramal sholeh atas allah berikan semua kenikmatan kepada kita. Bukankah begitu kan...? Eh ngomong - ngomong sobat udah bisa membaca al quran belum...? Pasti sudah dong... Ayo kita tengok kegiatan setiap malam di desaku desa Kenteng Rt. 01/08. Mushola "ULIL ABSOR". Subhanalloh anak - anak sebelum maghrib mereka sudah bergegas ke surau. Baik yang masih kecil ( belum sekolah ) hingga smp.
Hai sobat apa kabarrr.....? Baik - baik saja bukan??? Semoga tetap dalam pelindunga yang maha kuasa. Sobat betapa mulianya kita ini. Masih diberi penglihatan dan pendengaran untuk menikmati dunia ini. Tentu kita bersyukur dan beramal sholeh atas allah berikan semua kenikmatan kepada kita. Bukankah begitu kan...? Eh ngomong - ngomong sobat udah bisa membaca al quran belum...? Pasti sudah dong... Ayo kita tengok kegiatan setiap malam di desaku desa Kenteng Rt. 01/08. Mushola "ULIL ABSOR". Subhanalloh anak - anak sebelum maghrib mereka sudah bergegas ke surau. Baik yang masih kecil ( belum sekolah ) hingga smp.
Mereka
memiliki jiwa ingin bisa yang sangat besar. Anak - anak didesaku memang luar
biasa walau masih kecil mereka sudah bisa membaca al quran. Masa kita yang
sudah besar kalah sama mereka, harusnya kita harus lebih baik dari mereka.
Ternyata metode pembelajaran baca al quran memang sudah menjadi makanan sehari
- hari oleh anak - anak di desaku.
Oh iya hampir lupa. Metode
pembelajaran mengaji di desaku menggunakan metode al baghdadi yaitu membaca
huruf hijaiyah dengan mengeja satu persatu. Misalnya alief fatah A alief
kasrah I alief damah u dibaca A I U. Dan metode ini sering digunakan di
desaku karena metode ini mudah dipahami. Selain metode al baghdadi di desaku
juga mengajarkan metode iqra. Yaitu metode yang langsung baca misa a a. ba ba.
ta ta dst. Bagi yang sudah bisa mengeja dengan menggunakan metode al baghdadi
biasanya metode iqralah sebagai gantinya. Dan di iqra ini mereka mulai dijari
ilmu tajwid seperti hukum bacaan nun sukun/ tanwin, bacaan mad dll.
Mereka mengaji paling
dikasih satu baris saja setiap hari. Alasanya adalah untuk memperoloh hasil
yang maksimal dan melatih kesabaran mereka. Bagi anak kecil dan umuranTK mereka
biasa diselingi dengan praktik sholat serta doa qunut subuh. Untuk umuran SD
mereka membaca al quran dengan disimak oleh ustadz pembimbing. Ada juaga loh
yang masih SD sudah katam al quran. Biasanya bagi yang sudah katam al quran
mereka melanjutkan ke kitab kuning. Itu
loh kitab yang tak ber harakat dan tidak ada terjemahanya. Tapi yang meneruskan
kekitab kuning sedikit peminatnya, kebanyakan mereka berhenti menaji sampai al
quran saja. "Alasanya karena kitab kuning sulit dibaca dan harus
menterjemahkan" kata latif salah satu murid mengaji. Walau seperti itu
tapi yang ngaji kitab kuning di desaku masih ada salah satunya arifin. Ia masih
SD loh kata dia " mengkaji kitab kuning asyik karena jadi belajar
menerjemahkan, dan sedikit demi sedikit pasti aku bisa seperti ustadz yang
membimingku" wah memang anak - anak desaku tak pantang menyerah ya....
Subhanalloh.
Etzzzz... Sebelum mereka
mengaji kitab kuning mereka harus mengaji kitab AL BARZANJI. Setelah mereka
katam baru mereka memasuki kitab kuning, dalam pengajaran kitab kuning biasanya
anak - anak disuruh membaca kitab jenggot. Yaitu kitab kunig yang sudah
diterjemahkan dan diberi harokat. Setelah semuanya membaca. Baru guru
pembimbing mengajari murid - muridnya. Ada yang ketinggalan nih ibu - ibu juga
mengajari anak - anak mereka tuk membaca al qufan. Jadi disamping bimbingan
ustadz, ada dampingan orang tua. Inilah metode pembelajaran yang didambakan
bangsa. Itulah kegiatan setiap malam di desaku semoga menjadi inspirasi bagi
kita semua.
Qomarrudyn.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar