Senin, 15 Februari 2016

Alunan merdu di desaku



Alunan merdu di desaku
                          Kenteng, 14 februari 2016
Hai sobat apa kabarrr.....? Baik - baik saja bukan??? Semoga tetap dalam pelindunga yang maha kuasa. Sobat betapa mulianya kita ini. Masih diberi penglihatan dan pendengaran untuk menikmati dunia ini. Tentu kita bersyukur dan beramal sholeh atas allah berikan semua kenikmatan kepada kita. Bukankah begitu kan...? Eh ngomong - ngomong sobat udah bisa membaca al quran belum...? Pasti sudah dong... Ayo kita tengok kegiatan setiap malam di desaku desa Kenteng Rt. 01/08. Mushola "ULIL ABSOR". Subhanalloh anak - anak sebelum maghrib mereka sudah bergegas ke surau. Baik yang masih kecil ( belum sekolah ) hingga smp. 
Mereka memiliki jiwa ingin bisa yang sangat besar. Anak - anak didesaku memang luar biasa walau masih kecil mereka sudah bisa membaca al quran. Masa kita yang sudah besar kalah sama mereka, harusnya kita harus lebih baik dari mereka. Ternyata metode pembelajaran baca al quran memang sudah menjadi makanan sehari - hari oleh anak - anak di desaku.
Oh iya hampir lupa. Metode pembelajaran mengaji di desaku menggunakan metode al baghdadi yaitu membaca huruf hijaiyah dengan mengeja satu persatu. Misalnya alief fatah A alief kasrah I alief damah u dibaca A I U. Dan metode ini sering digunakan di desaku karena metode ini mudah dipahami. Selain metode al baghdadi di desaku juga mengajarkan metode iqra. Yaitu metode yang langsung baca misa a a. ba ba. ta ta dst. Bagi yang sudah bisa mengeja dengan menggunakan metode al baghdadi biasanya metode iqralah sebagai gantinya. Dan di iqra ini mereka mulai dijari ilmu tajwid seperti hukum bacaan nun sukun/ tanwin, bacaan mad dll.
Mereka mengaji paling dikasih satu baris saja setiap hari. Alasanya adalah untuk memperoloh hasil yang maksimal dan melatih kesabaran mereka. Bagi anak kecil dan umuranTK mereka biasa diselingi dengan praktik sholat serta doa qunut subuh. Untuk umuran SD mereka membaca al quran dengan disimak oleh ustadz pembimbing. Ada juaga loh yang masih SD sudah katam al quran. Biasanya bagi yang sudah katam al quran mereka melanjutkan ke kitab kuning. Itu loh kitab yang tak ber harakat dan tidak ada terjemahanya. Tapi yang meneruskan kekitab kuning sedikit peminatnya, kebanyakan mereka berhenti menaji sampai al quran saja. "Alasanya karena kitab kuning sulit dibaca dan harus menterjemahkan" kata latif salah satu murid mengaji. Walau seperti itu tapi yang ngaji kitab kuning di desaku masih ada salah satunya arifin. Ia masih SD loh kata dia " mengkaji kitab kuning asyik karena jadi belajar menerjemahkan, dan sedikit demi sedikit pasti aku bisa seperti ustadz yang membimingku" wah memang anak - anak desaku tak pantang menyerah ya.... Subhanalloh.



Etzzzz... Sebelum mereka mengaji kitab kuning mereka harus mengaji kitab AL BARZANJI. Setelah mereka katam baru mereka memasuki kitab kuning, dalam pengajaran kitab kuning biasanya anak - anak disuruh membaca kitab jenggot. Yaitu kitab kunig yang sudah diterjemahkan dan diberi harokat. Setelah semuanya membaca. Baru guru pembimbing mengajari murid - muridnya. Ada yang ketinggalan nih ibu - ibu juga mengajari anak - anak mereka tuk membaca al qufan. Jadi disamping bimbingan ustadz, ada dampingan orang tua. Inilah metode pembelajaran yang didambakan bangsa. Itulah kegiatan setiap malam di desaku semoga menjadi inspirasi bagi kita semua.
Qomarrudyn.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar