Minggu, 21 Februari 2016

Hari hari bersama Rasulullah

Halimah sang Ibu susu

Mekah adalah negeri yang penuh sesak, bayi-bayi tidak tahan dengan cuaca di negeri itu. Penduduk Mekah biasa menyerahkan bayi - bayi mereka yang baru lahir kepada perempuan lain yang disebut dengan ibu susu. Ibu susu ini selanjutnya akan mengasuh dan menyusui bayi itu selama beberapa bulan merawatnya dan dalam lingkungan udara yang lebih bersih. Aminah dan Abdul Mutholib pun segera mencari Ibu susu untuk mengasuh bayi Muhammad jauh dari mekah.

Saat itu banyak Ibu Susu Datang ke Mekkah dari Lembah badui. Lembah dengan udara yang bersih dan kering adalah tempat yang paling baik bagi kesehatan bayi. Perempuan - perempuan itu mencari bayi untuk mereka, atau setelah mendapatkan Bayi Mereka kemudian kembali ke rumah mereka di gurun, namun Abdul Muthalib tidak menemukan satupun Ibu susu. Kebanyakan mereka tidak mau mengambil Muhammad karena ia tidak punya ayah. Padahal kalau saja mereka melihatnya mereka pasti ingin mengambilnya. Tidak mungkin mereka pergi tanpanya.

Ada seorang perempuan sangat muda yang datang dari badui dengan keledainya. Ia mondar -mandir di Jalan Mekah bersama suami dan untanya. Bayinya yang sedang digendongnya menangis, air susu perempuan itu tidak keluar sedikit pun, karena ia lapar dan lelah. Selama perjalanan ke Mekah mereka menghadapi banyak sekali masalah keledai mereka tidak mau berjalan, unta tua mereka tidak menghasilkan susu sedikitpun, mereka sampai di Mekkah dengan susah payah.

Sekarang di Jalan Mekah perempuan itu mencari seorang bayi untuk diasuhnya. Lalu ibu susu yang malang dan kakek si bayi yang belum menemukan Ibu susu itu pun bertemu. Sang kakek mendekati si Ibu susu dan dengan cemas bertanya "dari mana asalmu" Ibu susu itu menjawab "aku datang dari Badui". "Siapa namamu" tanya sang kakek "Halimah". Jawab perempuan malang itu. Sikap sopan dan pembawaan halus perempuan itu, membuat sang kakek senang ia berkata "nama yang bagus namamu berarti cantik dan mempunyai sifat yang baik" Halimah tersenyum kakek itu benar-benar seorang laki-laki yang baik dan mulia. Kemudian laki-laki tua itu melanjutkan "Aku punya cucu Tidak seorangpun mau membawanya karena ia tidak punya ayah Apakah kamu mau menjadi Ibu susu baginya?" Halimat terkejut ia tidak mau pulang dengan tangan hampa ia menemui suaminya dan kemudian menerima tawaran itu. Sang kakek lalu mengajak Ibu susu itu menemui sang bayi.

Bayi Muhammad sedang tidur berselimutkan kain putih, begitu memasuki rumah, Ibu susu itu mencium bau sangat harum ia menghirupnya, hatinya menjadi hangat penuh kegembiraan dan kebahagiaan. Halimah menatapnya dengan penuh kekaguman bayi Muhammad juga tersenyum Halimah lalu menggendong dan menyusuinya luar biasa Bagaimana mungkin airnya lebih dari cukup untuk kedua bayi padahal sebelumnya karena harus menghadapi berbagai kesulitan dalam perjalanan menuju Mekah, Halimah tidak mengeluarkan air susu sama sekali. Aminah kemudian mencium dan merasakan aroma bayinya. Ia senang karena Akhirnya bisa mendapatkan Ibu susu untuknya sekarang bayi itu akan tumbuh dengan baik. Aminah lalu mempersiapkan bayi itu untuk menempuh perjalanan. Ia memberikan hadiah kepada Halimah dan mempercayakan bayi itu kepadanya, ia tahu Allah Yang Maha Kuasa akan melindungi bayinya. Mereka kemudian menyerahkan bayi Muhammad dan mengiringinya dengan doa.

Setelah itu bayi Muhammad yang rupawan itu kemudian meninggalkan Mekah sang Ibu susu dan suaminya menyelimuti bayi itu dengan beranjak pulang. Mereka bertanya tanya akan seperti apakah perjalanan mereka nanti perjalanan itu panjang keledai mereka lemah dan unta mereka tidak mengeluarkan susu, dengan semua itu memenuhi  pikiran mereka pun berangkat. Tak lama kemudian mereka beristirahat agar tetap sehat bayi Harus banyak minum susu, untuk itu Halimah juga harus makan dengan baik. Namun di sepanjang perjalanan itu bagaimana mereka bisa mendapatkan susu dan makanan bergizi lainnya. Halimah akan sangat senang kalau saja unta tua mereka menghasilkan susu. Suami Halimah Haris mencoba memerah susu unta itu ia sudah cukup senang meskipun unta itu hanya memberikan sedikit susu. Namun Ia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Air susu mengalir deras dari susu unta itu. Haris langsung memerahnya wadah di tangannya terisi penuh bahkan mulai meluap ia berteriak memanggil istrinya dengan penuh sukacita "Halimah!!! Halimah!!!! bayi yang kau bawa itu luar biasa, lihat susu ini sulit dipercaya.
Bayi itu membawa keberuntungan kepada kita dia pasti bayi yang diberkahi"

Halimah memandangi bayi Muhammad dengan penuh harapan dan berkata "aku juga berharap begitu" mereka lalu meminum susu unta itu sampai kenyang.

  Mereka Letakkan kembali bayi Muhammad dan Bayi Mereka di punggung keledai. Dengan penuh kegembiraan dan harapan melanjutkan lagi perjalanan. Begitu sampai di jalan, Mereka melihat hal aneh lain. Keledai mereka yang saat menuju Mekkah berjalan dengan susah payah sekarang terlihat seolah menjadi keledai yang lain, tanpa kuat dan bergerak dengan cepat keledai itu berusaha secepat mungkin membawa tamu di punggungnya ke tempat tujuan. Sungguh luar biasa dalam sekejap, banyak hal berubah tiba-tiba Halimah mengeluarkan banyak susu, unta tua itu juga Mulai menghasilkan susu dan keledai yang lemah itu pun menjadi kuat. Apa arti semua itu, tentu saja semua itu karena bayi Muhammad yang kelak akan menjadi seorang nabi meskipun saat itu belum ada yang tahu.

Halimah dan suaminya Akhirnya sampai di rumah mereka tanpa halangan dan sekarang Bayi Muhammad ada di Badui

0 komentar:

Posting Komentar